ADMINISTRASI DAN
ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH SMA NEGERI
1 SUKOHARJO
KEC. SUKOHARJO KAB.
PRINGSEWU
(Makalah)
Oleh
:
Kelompok
6
![]() |
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
TAHUN 2012
ADMINISTRASI DAN ORGANISASI
BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH SMA NEGERI
1 SUKOHARJO
KEC. SUKOHARJO KAB.
PRINGSEWU
(MAKALAH)
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Mata Kuliah
Adm.
Organisasi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Program
Studi Pada Bimbingan Dan Konseling
Semester
III (Ganjil)
![]() |
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
TAHUN 2012
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR NAMA KELOMPOK
NO
|
NAMA
|
NPM
|
PARAF
|
1
|
DWI
ENDANG NOVITA SARI
|
11020015
|
1
|
2
|
NURAINI
|
11020048
|
2
|
3
|
OKI
DIAH INDAH LESTARI
|
11020003
|
3
|
4
|
LEVI
PRIANTI
|
11020054
|
4
|
5
|
RISTINA
WARDANI
|
11020026
|
5
|
Pringsewu,
09 November 2012
Mengetahui
Dosen
Pengampu
SUJARWO,
S.pd, M.Pd
NIP.
xxxxxxxxx
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT, penulis mengucapkan rasa syukur atas rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “ Adm. Dan Organisasi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah ” tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti mata kuliah Adm.
Dan Organisasi Bimbingan Dan Konseling di Sekolah pada Program Studi Pendidikan
Psikologi dan Bimbingan, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
Dalam
penulisan makalah ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus
kepada :
1.
SUJARWO,
S.pd, M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Adm. Dan Organisasi bimbingan dan konseling di sekolah.
2.
ARIS
WIRANTO, S.pd, MM. selaku kepala sekolah SMA N 1 Sukoharjo.
3.
PRIBADI
S.pd, EKA SUSILAWATI S.pd, DAN Dra. DWI BUDI MARTININGSIH Selaku guru BK di SMA
N 1 Sukoharjo
4.
Serta
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materi,
sehingga tugas makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam
kata-kata maupun dalam pengetikan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah dimasa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.
Pringsewu,
09 November 2012
Kelompok
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
DAFTAR NAMA KELOMPOK...............................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................
D. Metode Yang Digunakan..............................................................................
E. Waktu Dan Tempat.......................................................................................
F. Visi Misi.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Dasar Perlunya
Organisasi Bk Di Sekolah....................................
B. Prinsip-Prinsip Organisasi Bk........................................................................
C. Pola Organisasi Bk Di Sekolah.....................................................................
D. Pola Organisasi Bimbingan
Dan Konseling Yang Disarankan.......................
E.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Menurut Prayudi Admosudirdjo sesuatu yang terdapat dalam suatu organisasi
modern dan memberikan penghayatan kepada organisasi itu. Sondang Siagian keseluruhan proses kerjasama antara dua orang
atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Direktorat pendidikan guru dan tenaga teknis
kerjasama antara manusia dengan manusia, lembaga manusia atau lembaga dengan
lembaga dengan memanfaatkan segala fasilitas yang tersedia, baik materil,
personil dan finansial untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. Adapun
pengertian manajemen oleh beberapa pakar sebagaimana dikemukakan Dachnel Kamars
(2005. hal 22-24) adalah sebagai berikut :
Ø Terry
: proses yang berbeda yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan,
dan pengawasan yang dipertunjukkan untuk menentukan dan menyelesaikan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan sumber-sumber daya manusia
dan lainnya.
Ø
Prayudi Admosudirdjo :
pengendalian dan pemanfaatan dari pada semua factor dan sumber daya yang
menurut suatu perencanaan, diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu
tujuan kerja tertentu.
Keterkaitan
antar kedua defenisi tersebut di atas terletak pada upaya pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan dengan memanfaatkan beberapa sumber daya. Keduanya akan
bergerak seirama dalam kerangka organisasi dan akan melahirkan sebentuk sistem.
Optimalisasi system akan menentukan taraf keefektifan dan efisiensi. Kegiatan
administrasi akan berfungsi sebagai penata sumber daya sedangkan kegiatan
manajemen lebih berfungsi pada upaya mengelola sumber daya.
Contohnya
proses menata kerjasama antar personil adalah bagian dari kegiatan
administrasi, adapun proses mengoptimalkan kerjasama itu sendiri merupakan
kegiatan manajemen. Keduanya akan bermuara pada pencapaian tujuan.
Kegiatan administrasi managemen tidak berakhir setelah
perencanaan tersusun. Kegiatan selanjutnya adalah melakasakan perencanaan itu
secara operasional. Salah satu kegiatan administrasi manajemen dalam
pelaksanaan suatu rencana disebut organisasi atau pengorganisasian. Untuk
mencapai tujuan yang optimal dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
di sekolah maka diperlukan suatu organisasi yang baik. Organisasi dalam
pengertian umum adalah suatu badan yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai
tujuan.
Bimbingan dan konseling tidak akan bisa dilaksanakan tanpa
adanya organisasi yang baik. Tanpa organisasi itu, berarti tidak adanya
koordinasi dan perencanaan, sasaran yang cukup jelas, kontrol atau pengawasan
dan kepemimpinan yang berwibawa, tegas, dan bijaksana. Di beberapa sekolah
sering dijumpai bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling tanpa adanya
organisasi yang memadai. Walaupun adanya organisasi tetapi didalam melaksanakan
tugas-tugas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah hanya dibebankan kepada
guru pembimbing saja. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata
pelajaran, dan staf sekolah lainnya melimpahkan sepenuhnya dan seluruhnya semua
tugas layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing. Sehingga masih
sangat dirasakan seolah-olah guru pembimbing adalah berperan sebagai jaksa
sekolah atau polisi sekolah. hal ini sudah tentu bertentangan dengan tujuan dan
prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, bahwa kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf sekolah lainnya, secara
bersama-sama ikut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
Jadi, dapat dinyatakan bahwa pengorganisasian kegiatan
bimbingan dan konseling adalah bentuk kegiatan yang mengatur cara kerja,
prosedur kerja, dan pola-pola atau mekanisme kerja kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah.
Untuk itu STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung, Program
Study Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, semester III melakukan Observasi dan
wawancara langsung ke Lembaga Pendidikan salah satunya ke SMA Negeri 1 Sukoharjo Kab. Pringsewu. Sebagai tugas kelompok mata
kuliah Adm. Dan Organisasi bimbingan dan konseling di sekolah SMA Negeri 1
Sukorjo Kab. Pringsewu.
B. Rumusan Masalah
Adm. Dan
Organisasi Bimbingan Konseling Di Sekolah.
Dari
hasil observasi kami, yang bertempatkan di SMA Negeri 1
Sukoharjo Kab. Pringsewu maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Ø Apa landasan dasar perlunya
organisasi bimbingan dan konseling di sekolah?
Ø Apa saja prinsip organisasi
bimbingan dan konseling di sekolah?
Ø pola organisasi apa yang cocok
diterapkan dalam bimbingan dan konseling di sekolah?
G.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
diadakanya observasi ini adalah untuk mengetahui landasan dasar perlunya Administrasi dan Organisasi
bimbingan dan konseling di sekolah. Mengetahui pola organisasi yang telah
diterapkan dalam bimbingan dan konseling di sekolah
SMA Negeri 1 Sukoharjo Kab. Pringsewu.
D. Metode Yang Digunakan
Dalam kesempatan ini penulis menggunakan metode yang
digunakan metode penelitian yaitu :
Ø Observasi
Observasi
yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan.
Ø Wawancara
Wawancara
merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung
dengan responden atau orang yang diminta informasi dan dijawab secara lisan
pula.
Ø Tanya
jawab dengan guru bk
Tanya
jawab dengan guru bk merupakan sesuatu yang dapat kita ketahui secara langsung
melalui guru bk dan tanpa suatu rekayasa.
E.
Waktu dan Tempat
Penulis melakukan Observasi ke SMA Negeri 1 Sukoharjo. Kec.
Sukoharjo Kab. Pringsewu, yaitu pada
tanggal 09 Nopember 2012.
F.
Fisi Misi
Madani (maju, agamis,
disiplin, amanah, nasionalis, inovatif ).
Indicator :
Ø terwujudnya
warga sekolah yang maju dalam bidang akademis dan non akademis..
Ø Terwujudnya
suasana sekolah yang kondusif dan harmonisdengan tata karma dengan kesatuan
yang bernuansa agamis.
Ø terwujudnya
warga sekolah yang disiplin serta serta semangat yang berkompetisi secara
sehat.
Ø Yang
amanah, menghargai dan menghormati orang tua, guru, sesame teman dan orang
lain.
Ø Terwujudnya
sikap nasionalis setiap warga sekolah dengan terciptanya rasa kebangsaan serta
membina rasa persatuan dan kesatuan diantara warga sekolah
Ø Terwujudnya
sikap warga sekolah yang inovatif dan kreatif serta memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi dalam perkembangan ipt.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Landasan Dasar Perlunya Organisasi
Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Organisasi bimbingan dan konseling di sekolah mutlak
diperlukan, hal itu jelas disebabkan karena hal-hal sebagai berikut:
1.
Pelayanan bimbingan
dan konseling adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral)
dari keseluruhan program pendidikan. Ini berarti bahwa seluruh staf sekolah apakah
itu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, dan
staf sekolah lainnya perlu melibatkan diri dalam usaha layanan bimbingan dan
konseling.
2. Pembinaan bimbingan dan konseling di
sekolah berada pada kepala sekolah sebagai administrator sekolah yang memegang
peran kunci. Maka dari itu guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah harus memiliki cukup keterampilan dan pemahaman dalam bidang bimbingan
dan konseling agar dapat memberikan pimpinan, bantuan, dan pengentasan yang
diperlukan oleh guru pembimbing dan staf bimbingan lainnya.
3. Tanggung jawab langsung dalam
melaksanakan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dilimpahkan kepada
staf yang berwenang yang memiliki kompetensi dan kualifikasi tertentu baik
dalam pendidikan formal, sifat, sikap, kepribadian, keterampilan, dan
pengalaman, serta mempunyai cukup waktu untuk melakukan tugas kepembimbingan.
Dalam beberapa hal, terutama sekolah yang tidak terlalu besar kepala sekolah
sendiri dapat memegang tanggung jawab ini.
4. Program bimbingan dan konseling
merupakan suatu bentuk kegiatan yang cukup luas bidang geraknya. Untuk dapat
mewujudkan secara nyata bidang gerak bimbingan dan konseling yang cukup luas
ini diperlukan mekanisme yang mantap.
5. Program pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah perlu hendaknya diadakan penilaian (evaluasi) untuk
mengetahui efektivitas dan efisiensi program bimbingan dan konseling, dan
selanjutnya digunakan sebagai bahan revisi program pelayanan bimbingan dan
konseling selanjutnya.
6. Petugas-petugas yang diserahi tanggung
jawab bimbingan yang bersifat khusus, seperti kegiatan konseling atau tes
psikologis hendaknya ditangani oleh petugas profesional dan kompeten
mengerjakan jenis tugas tersebut, berkompeten dari aspek keahliannya maupun
dari aspek pribadinya.
7. Petugas-petugas bimbingan dan konseling
dan seluruh staf bimbingan dan konseling mutlak perlu diberikan pelatihan dan
atau pendidikan dalam jabatan (inservice training), sebagai suatu sarana
untuk memperbaiki layanan bimbingan dan konsling di sekolah.
B. Prinsip-Prinsip Organisasi Bimbingan
Dan Konseling
Dalam organisasi bimbingan dan konseling di sekolah perlu
diperhatikan beberapa prinsip organisasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
program layanan bimbingan dan konseling di sekolah. prinsip-prinsip yang
dimaksud diantaranya mencakup sebagai berikut:
1. Program layanan bimbingan dan konseling
di sekolah hendaknya dirumuskan dengan jelas, sehingga tujuan yang hendak dicapai
jelas diketahui oleh pihak-pihak yang bersangkutan terutama untuk memudahkan
melaksanakan pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang, serta mengadakan
penilaian (evaluasi) terhadap program pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling itu sendiri.
2. Program layanan bimbingan dan konseling
harus disusun sesuai kebutuhan sekolah masing-masing. Sebab setiap sekolah
memiliki kebutuhan, fasilitas, dan tenaga personil yang berbeda-beda antara
satu sekolah dengan sekolah lainnya.
3. Penempatan petugas-petugas bimbingan
dan konseling harus disesuaikan dengan kompetensi, kualifikasi pendidikan,
kemampuan, potensi-potensi, dan keahlian masing-masing.
4. Program bimbingan dan konseling hendaknya
diorganisasikan secara sederhana. Dalam arti lain program bimbingan dan
konseling yang diorganisasikan secara sederhana itu harus mudah untuk
dipelajari, dilaksanakan, dikontrol, atau diawasi pelaksanaannya, dan memiliki
fleksibelitas yang tinggi, serta memiliki garis tanggung jawab yang jelas.
5. Perlu diciptakan adanya jaringan
kerjasama yang erat diantara petugas-petugas bimbingan dan konseling di dalam
sekolah dan di luar sekolah yang berkaitan dengan program bimbingan dan
konseling di sekolah.
6. Organisasi bimbingan dan konseling di
sekolah harus dapat memberikan berbagai informasi yang penting bagi pelaksanaan
program layanan bimbingan dan konseling di sekolah, baik secara periodik maupun
secara insidental kepada seluruh personel sekolah ataupun pihak di luar
lingkungan sekolah.
7. Program layanan bimbingan dan konseling
di sekolah haruslah merupakan suatu program yang terpadu dengan keseluruhan
program pendidikan di sekolah.
C. Pola Organisasi Bimbingan Dan Konseling
Di Sekolah
Pola organisasi bimbingan dan konseling di sekolah tidak
perlu selalu seragam strukturnya. Setiap sekolah bisa menyusun struktur
organisasi bimbingan dan konseling sesuai dengan besar kecilnya dan kepentingan
sekolah yang bersangkutan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Perlu
diingat bahwa organisasi yang baik bukanlah sesuai dengan tipe atau model,
tetapi sesuai dengan kekhasan kondisi dan situasi sekolah atau lembaga
pendidikan yang bersangkutan, dan dapat menampung serta mengatur mekanisme
kerjasama yang harmonis dan sinergis, serta memungkinkan dapat terselenggaranya
layanan bimbingan dan konseling yang baik di sekolah.
Agar suatu organisasi dapat mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang baik di sekolah, maka hal-hal
yang perlu diperhatikan diantaranya:
1. Semua staf sekolah (kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, staf sekolah) harus
dihimpun dalam satu wadah, sehingga terwujud satu kesatuan bertindak dalam
usaha membantu para siswa di dalam mengatasi permasalahan-permasalahannya.
2. Mekanisme kerja bimbingan dan konseling
harus tunggal, sehingga para siswa tidak menjadi bingung karena adanya berbagai
macam bentuk layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh petugas yang
berbeda-beda.
3. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang
dari masing-masing petugas bimbingan dan konseling di sekolah harus dirinci
dengan jelas dan tegas, sehingga masing-masing personil bimbingan dan konseling
akan memahami dan mengerti kewajiban dan tanggung jawabnya sendiri.
D.
Pola Organisasi Bimbingan Dan Konseling Yang
Disarankan
. Organigram pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah Keterangan organisasi:
a. Kepala sekolah: adalah penanggung jawab
pelaksanaan teknis bimbingan dan konseling di sekolah
b. Guru pembimbing: adalah pelaksana utama
yang mengkoordinir semua koordinator bimbingan dan konseling kegiatan yang
terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
c. Guru mata pelajaran: guru mata
pelajaran dan pelatih adalah pelaksana pengajaran dan pelatihan serta
bertanggung jawab memberikan informasi tentang siswa untuk kepentingan
bimbingan dan konseling.
d. Siswa: adalah peserta didik yang berhak
menerima pengajaran, latihan, dan pelayanan bimbingan dan konseling.
e. Tata usaha: adalah pembantu kepala
sekolah dalam penyelenggaraan administrasi, ketatausahaan sekolah dan
pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling.
f.
BP3: badan pembantu
penyelenggaraan pendidikan adalah organisasi orang tua siswa yang berkewajiban
membantu penyelenggaraan pendidikan termasuk pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
Kewajiban dan tugas
personil sekolah yang terkait dengan kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah
a. Kepala sekolah
Sebagai
penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas kepala sekolah adalah
sebagai berikut:
ü Mengkoordinasikan seluruh pendidikan
sekolah yang mencakup kegiatan pengajaran, pelatihan, dan kegiatan bimbingan
dan konseling.
ü Menyediakan dan melengkapi sarana
dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
ü Memberikan kemudahan bagi
terlaksananya program bimbingan dan konseling.
ü Melaksanakan supervisi terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konselinf di sekolah.
ü Menetapkan koordinator guru
pembimbing (atas kesepakatan dengan guru pembimbing) yang bertanggung jawab
atas koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
ü Membuat surat tugas guru pembimbing
dalam proses bimbingan dan konseling pada setiap awal semesteran.
ü Menyiapkan surat pernyataan
melakukan kegiatan bimbingan dan konseling sebagai bahan usulan angka kredit
bagi guru pembimbing. Surat pernyataan ini dilampiri bukti fisik pelaksanaan
tugas (rencana dan persiapanpelaksanaan,evaluasi, analisis, dan tindak lanjut).
ü Mengadakan kerjasama dengan instansi
lain yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
ü Melaksanakan bimbingan dan konseling
terhadap sedikitnya 40 orang siswa, bagi kepala sekolah yang berlatar bimbingan
dan konseling.
b.
Wakil keala sekolah
Wakil
kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam hal-hal sebagai berikut:
ü Mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling kepada semua personil sekolah.
ü Pelaksanaan kebijakan kepala sekolah
terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
ü Melaksanakan bimbingan dan konseling
terhadap sedikit-dikitnya 75 orang siswa, bagi wakil kepala sekolah yang
berlatar belakang bimbingan dan konseling.
c. Koordinator guru pembimbing
Koordinator
guru pembimbing bertugas mengenai hal-hal sebagai berikut:
ü Mengkoordinasikan guru pembimbing
dalam:
ü Mengsosialisasikan pelayanan
bimbingan dan konseling
ü Menyusun program bimbingan dan
konseling
ü Melaksanakan program bimbingan dan
konseling
ü Mengadministrasikan kegiatan
bimbingan dan konseling
ü Mengadakan penilaian program
bimbingan dan konseling
ü Melaksanakan tindak lanjut bimbingan
dan konseling
ü Mengusulkan kepada kepala sekolah
dan mengusahakan terpenuhinya tenaga , sarana, dan prasarana bimbingan dan
konseling.
ü
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.
d.
Guru Pembimbing
Tugas-tugas
guru pembimbing diantaranya:
ü
Mengkoordinaasikan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling.
ü
Merencanakan program bimbingan dan
konseling.
ü
Melaksanakan persiapan (termasuk
perencanaan) kegiatan bimbingan dan konseling.
ü
Melaksanakan kegiatan bimbingan dan
konseling terhadap sedikit-dikitnya 150 orang siswa.
ü
Melaksanakan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
ü
Mengadakan penilaian proses dan
hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
ü
Menganalisis hasil penilaian
bimbingan dan konseling.
ü
Melaksanakan tindak lanjut
berdasarkan hasil analisis penilaian bimbingan dan konseling.
ü
Mengadministrasikan kegiatan
bimbingan dan konseling.
BAB
III
A.
ORGANISASI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Organisasi
pelayanan bimbingan dan konseling meliputi segenap unsur dengan organigram
berikut :
ü garis komando
ü garis koordinator
ü garis konsultasi
PROGRAM
BK DI SEKOLAH SMA N 1 SUKOHARJO
A. Struktur
Organisasi Bk
Organisasi Pelayanan Bimbingan Dan
Konseling Di Sekolah Menengah Atas Dan Sederajat Meliputi Unsur
Atruktur
Organisasi Bk Di Sekolah
![]() |
||||||
![]() |
||||||
![]() |
||||||
![]() |
KET:
1.
|
![]() |
Adalah
penanggung jawab pelaksanaan teknis bimbingan dan konseling di sekolahnya.
|
|
2.
|
![]() |
Adalah
pelaksana utama yang mengkoordinir semua kegiatan yang terkait dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
|
|
3.
|
![]() |
Guru
mata pelajaran dan pelatih adalah pelaksana pengajaran dan pelatihan serta
bertanggungjawab memberikan informasi tentang peserta didik untuk kepentingan
bimbingan dan konseling.
|
|
4.
|
![]() |
Adalah
guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar untuk mengelola status kelas
siswa tertentu dan bertanggungjawab membantu kegiatan bimbingan dan konseling
di kelasnya
|
|
5.
|
![]() |
adalah
peserta didik yang berhak menerima pengajaran, latihan dan pelayanan
bimbingan dan konseling.
|
|
6.
|
![]() |
Adalah
pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi, ketata-usahaan
sekolah dan pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling.
|
|
7.
|
![]() |
Badan
mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,
pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik
pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan
luar sekolah.
|
Pelaksana Pelayanan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah adalah:
1.
Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh,
khususnya pelayanan bimbingan dan konseling bertugas:
ü
Mengkoordinasikan segenap kegiatan
yang diprogramkan di sekolah.
ü
Menyediakan sarana, prasarana,
tenaga pelayanan bimbingan dan konseling.
ü
Melakukan pengawasan dan pembinaan
terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut
pelayanan bimbingan dan konseling.
ü
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada Dinas Pendidikan yang
menjadi atasannya.
2. Wakil Kepala Sekolah bertugas Membantu melaksanakan
tugas-tugas Kepala Sekolah.
3.
Koordinator Bimbingan dan Konseling bertugas :
ü
Mengkoordinasikan para Guru
pembimbing dalam memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling, menyusun
program pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan program bimbingan dan
konseling, mengadministrasikan program kegiatan bimbingan dan konseling,
mengevaluasi pelaksanaan program, melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi
pelaksanaan bimbingan dan konseling.
ü
Mengusulkan kepada Kepala Sekolah
dan mengusahakan terpenuhinya sarana, prasarana, tenaga, dan alat serta
perlengkapan pelayanan bimbingan dan konseling.
ü
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling kepada Kepala Sekolah.
4.
Tugas Guru Pembimbing Dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling bertugas :
ü
Melaksanakan layanan Bimbingan dan
Konseling.
ü
Memasyarakatkan layanan bimbingan
dan konseling.
ü
Merencanakan program bimbingan dan
konseling.
ü
Melaksanakan segenap program layanan
bimbingan dan konseling.
ü
Mengevaluasi proses dan hasil
pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling.
ü
Melaksanakan tindak lanjut
berdasarkan hasil evaluasi program pelayanan bimbingan dan konseling.
ü
Mengadministrasikan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling .
ü
Mempertanggungjawabkan tugas dan
kegiatannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling kepada Koordinator
Bimbingan dan Konseling.
5.
Peran Wali Kelas Dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling :
ü
Membantu Guru Pembimbing dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, khusus di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
ü
Membantu Guru Mata pelajaran
melaksanakan peran dalam pelayanan bimbingan dan konseling, khusus di kelas
yang menjadi tanggung jawabnya.
ü
Membantu memberikan kemudahan bagi
peserta didik di kelas yang menjadi tanggung jawabnya dalam menjalani layanan
dan atau kegiatan bimbingan dan konseling.
ü
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan
khusus bimbingan dan konseling, khususnya konferensi kasus.
ü
Mengalihtangankan peserta didik yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada Guru pembimbing.
6.
Peran Guru Mata Pelajaran dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling :
ü
Membantu memasyarakatkan layanan
bimbingan dan konseling.
ü
Membantu Guru Pembimbing
mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
serta mengumpulkan data peserta didik tersebut.
ü
Mengalihtangankan peserta didik yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling.
ü
Menerima peserta didik yang
memerlukan pelayanan khusus seperti program perbaikan atau pengayaan,
mengalihkan penanganannya kepada guru pembimbing.
ü
Membantu menciptakan suasana kelas,
hubungan guru dengan peserta didik, hubungan sesama peserta didik yang dapat
menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
ü
Memberikan kemudahan bagi peserta
didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling.
ü
Berpartisipasi dalam kegiatan
penanganan masalah peserta didik, seperti konferensi kasus.
ü Membantu
pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka evaluasi pelayanan bimbingan
dan konseling, serta upaya tindak lanjutnya.
B.
Mekanisme Kerja
GURU MATA PELAJARAN
|
WALI KELAS
|
GURU
PEMBIMBING
|
KA. SEKOLAH
|
Ket:
Mekanisme
kerja guru mata pelajaran-wali kelas-guru pembimbing dan kepala sekolah. Dalam
pembinaan peserta didik di sekolah diperlukan adanya kerja sama semua personil
sekolah yang meliputi :
1.
Guru Mata Pelajaran Membantu Memberikan Informasi Tentang
Data Peserta Didik Yang Meliputi :
ü
Daftar nilai peserta didik.
ü
Laporan observasi
ü
Catatan anekdot
2.
Wali Kelas Disamping sebagai orang tua kedua di sekolah
membantu mengkoordinasi informasi dan kelengkapan data yang meliputi :
ü
Daftar nilai.
ü
Angket peserta didik.
ü
Angket orang tua.
ü
Laporan observasi peserta didik.
ü
Catatan anekdot.
ü
Catatan home visit.
ü
Catatan wawancara.
3.
Guru Pembimbing Disamping bertugas memberikan layanan
informasi kepada peserta didik juga sebagai sumber data yang meliputi :
ü
Kartu akademis.
ü
Catatan konseling.
ü
Data psiko tes dan
ü
Catatan konperensi, kasus. Maka guru
pembimbing perlu melengkapi data yang diperoleh dari guru mata pelajaran, wali
kelas dan sumber-sumber lain yang terkait yang akan memasukkan ke dalam buku
pribadi dan map pribadi.
4.
Kepala Sekolah Sebagai penanggung jawab pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di sekolah perlu mengetahui dan memeriksa kegiatan yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas dan guru pembimbing. Kegiatan
guru pembimbing yang perlu diketahui oleh kepala sekolah antara lain :
ü Rapat periodik guru pembimbing yang
dilakukan setiap bulan
ü Melaporkan kegiatan bimbingan dan
konseling sebulan sekali
ü Laporan tentang kelengkapan data.
MEKANISME
PENANGANAN PESERTA DIDIK BERMASALAH
DISEKOLAH
DISEKOLAH
D. Beban
Tunas Guru Pembimbing Atau Konselor
Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor :
0433/P/1993 dan nomor : 25 tahun 1993 diharapkan pada setiap sekolah ada
petugas yang melaksanakan layanan bimbingan yaitu guru Pembimbing/Konselor
dengan rasio satu orang guru pembimbing/konselor untuk 150 orang peserta didik.
Oleh karena kekhususan bentuk tugas dan tanggung jawab guru
pembimbing/konselor sebagai suatu profesi yang berbeda dengan bentuk tugas
sebagai guru mata pelajaran, maka beban tugas atau penghargaan jam Kerja guru
pembimbing/Konselor ditetapkan 36 jam/minggu.
Beban tugas guru pembimbing/Konselor ialah :
ü
Menyusun program layanan dalam
bidang bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar, bimbingan Karier, serta
Semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam.
ü Melaksanakan layanan dalam bidang
bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier serta semua jenis
layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam.
ü
Kegiatan evaluasi pelaksanaan
pelayanan dalam bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier
serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18
jam.
ü
Sebagai nama guru mata pelajaran
guru pembimbing/konselor yang membimbing 150 orang peserta didik dihargai
sebanyak 18 jam, selebihnya dihargai sebagai bonus dengan ketentuan sebagai
berikut:
1.
10 – 15 peserta didik = 2 jam
2.
16 – 30 peserta didik = 4 jam
3.
31 – 45 peserta didik =
6 jam
4.
46 – 60 peserta didik
= 8 jam
5.
61 – 75 peserta didik = 10
jam
6.
76 – 90 peserta didik = 12
jam
7.
91 – 105 peserta didi =
14 jam
8.
106 atau
lebih = 18 jam
E. SARANA
DAN PRASARANA
Saran
dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi setempat, namun untuk
keperluan ini perlu diprogramkan sebelum tahun ajaran baru, agar pelayanan
bimbingan dapat berjalan lancar. Dalam hal memprogramkan pengadaan sarana dan
prasarana hendaklah dikonsultasikan antara konselor, guru mata pelajaran, wali
kelas, dan kepala sekolah serta komite sekolah. Sarana dan prasarana yang
diperlukan antara lain sebagai berikut:
1.
SARANA
Sarana yang
diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah :
ü Alat pengumpul data seperti :
format-format, pedoman observasi, pedoman wawancara, Angket, catatan harian,
daftar nilai prestasi belajar, kartu konsultasi, instrumen penelusuran Bakat
dan minat.
ü Alas penyimpanan data seperti : kartu
pribadi, buku pribadi, map.
ü Perlengkapan teknis seperti : buku
pedoman/petunjuk, buku informasi (pribadi, sosial, pendidikan dan karier),
paket bimbingan (pribadi/sosial, belajar, dan karier).
ü Perlengkapan administrative seperti :
blanko surat, agenda surat, alat-alat tulis, dan sebagainya.
2.
PRASARANA
Prasarana penunjang
layanan bimbingan antara lain : Ruang Bimbingan dan Konseling yang minimal
ideal terdiri atas
ü Ruang tamu
ü Ruang
kerja
ü Ruang
konsultasi
ü Ruang
bimbingan kelompok
ü Ruang
dokumentasi
Ruang-ruang tersebut sudah
dilengkapi dengan perabotan seperti meja, kursi, lemari, papan tulis, rak.
Anggaran biaya untuk menunjang kegiatan
layanan seperti : anggaran biaya yang diperlukan untuk surat menyurat,
transportasi, penataran, pembelian alat-alat, dsb.
F.
KERJASAMA
Layanan
bimbingan yang efektif tidak mungkin terlaksana dengan baik Tanpa adanya
kerjasama guru pembimbing dengan pihak-pihak yang tekait baik di dalam maupun
di luar sekolah.
1. Kerjasama dengan pihak di dalam
sekolah Kerjasama di dalam sekolah antara lain dengan
- Seluruh tenaga pengajar dan tenaga kependidikan lainnya di sekolah.
- Seluruh tenaga administrasi di sekolah.
- OSIS
- Komite Sekolah
2. Kerjasama dengan pihak di luar sekolah
antara lain dengan:
- Orang tua peserta didik.
- Organisasi profesi / ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia)
- Lembaga/Organisasi Kemasyarakatan.
- Tokoh masyarakat.
- Dewan Pendidikan.
G.
PENGAWASAN
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan bimbingan secara
tepat diperlukan kegiatan pengawasan bimbingan baik secara teknis maupun
administratif. Fungsi kepengawasan layanan bimbingan antara lain memantau,
menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan
di sekolah. Kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling dilakukan oleh pengawas khusus yang profesional, artinya mengerti dan
memahami profesi bimbingan secara keseluruhan. Pengawas tersebut ada pada
setiap kantor wilayah (sesuai dengan SK No 26 tahun 1989)
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan mempedomani
manajemen Bimbingan Konseling di sekolah untuk mengelola keseluruhan kegiatan
Bimbingan Konseling sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yakni membantu mengembangkan
dan mengatasi masalah siswa dalam mencapai tugas – tugas perkembangannya, dengan
mengelola manajemen Bimbingan Konseling disekolah mulai dari perencaaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan dapat memantau perkembangan individu secara optimal
baik di sekolah maupun diluar sekolah Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah maka diperlukan suatu Administrasi organisasi yang baik. Suatu Administrasi dan
organisasi yang di tandai dengan adanya visi dan misi organisasi, dasar
dan tujuan organisasi, personalia dan perencanaan yang matang. Dapat
dijabarkan sebagai kegiatan untuk menata keseluruhan kegiatan bimbingan dan
konseling sedemikian rupa dalam upaya mencapai tujuan bimbingan dan konseling
yakni menyusun program – program administrasi dan organisasi. Karena itulah dalam bimbingan dan
konseling di sekolah, pengorganisasian sangat diperlukan untuk membantu dalam
penyelenggaraan proses pemberian layanan. Pengorganisasian yaitu
kegiatan membagi-bagi tugas pada orang yang terlibat dalam kerjasama. Prinsip nya
terbaginya tugas secara proporsional.
DAFTAR ISI
Sutomo.
2009. Manajemen Sekolah.semarang: UNNES PRESS
Sukardi,
Dewa Ketut. 2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah.bandung:
Alfabeta
Djumhur I. Dan
Moh. Surya. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.Bandung : Pustaka
B.
Ruang bk pada sma negeri 1 sukoharjo
sudah memenuhi standar, pada masing-masing guru bk sudah mempunyai ruang tamu
maupun ruang kerja sendiri-sendiri.
Jadwal
Kehadiran Guru Pembimbing
SMA
Negeri 1 Sukoharjo Tanggamus
NO
|
NAMA
NIP
|
HARI
|
1
|
PRIBADI, S.Pd
Nip. 131577647
|
Senin, Rabo, Kamis, Jum’at,
Sabtu
|
2
|
Dra. DWI BUDI MARTININGSIH
Nip. 1961010819870120001
|
Senin, Rabu
|
3
|
EKA SUSILAWATI S.Pd
Nip. 132134253
|
Senin, Selasa, Rabu, Jum’at,
Sabtu
|
SMA
1 SUKOHARJO
JADWAL
KLASIKAL GURU BK
Semester
1 Thn 2012/2013
NO
|
NAMA
NIP
|
HARI
|
1
|
PRIBADI, S.Pd
Nip. 131577647
|
Senin, Rabo, Kamis, Jum’at,
Sabtu
|
2
|
Dra. DWI BUDI MARTININGSIH
Nip. 1961010819870120001
|
Senin, Rabu
|
3
|
EKA SUSILAWATI S.Pd
Nip. 132134253
|
Senin, Selasa, Rabu, Jum’at,
Sabtu
|
PROGRAM
BK DI SEKOLAH
A. Struktur
Organisasi Bk
Organisasi pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah menengah atas dan sederajat meliputi unsur
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
|
|
||||||||
|
|||||||||
|
Goyang Casino Hotel - Las Vegas
BalasHapusGoyang Casino 메이피로출장마사지 Hotel is the official name of the property goyangfc.com for its gaming facilities in the 1xbet login resort Las aprcasino Vegas. The resort's 출장안마 gaming floor, casino, and spa are