Jumat, 28 Juni 2013

makalah




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Secara global yang melatar belakangi factor penyebab belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu, factor internal, factor pendekatan belajar dan eksternal.
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan, ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang di alami siswa.







B.     Batasan Masalah
1.      Sebutkan macam-macam factor  yang mempengaruhi belajar.
2.      Bagaimana proses dan tahapan yang mempengaruhi dalam belajar.


C.    Tujuan yang ingin dicapai
Dalam penyusunan makalah ini,penulis mempunyai beberapa tujuan :
1.      Penulis ingin mengetahui teori- teori factor yang mempengaruhi belajar.
2.         Penulis ingin mengetahui proses dan tahapan yangmempengaruhi dalam belajar.






BAB II
PEMBAHASAN



A.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Secara global, factor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam yakni:
1.      Factor internal (factor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Factor yang berasal dari diri siswa sendiri ada dua aspek yaitu:
a.       Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahan kantonusjasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga di anjurkan memilih pola istirahat dan olah raga ringan yang dapat mungkin terjadwal secara tetap dan kesinambungan. Kali ini penting sebab kesalahan pola makan-minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi tonusyang negative dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri.

Kondisi organ-organ siswa, seperti tingkat kesehatan indra mendengaran dan indra penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khusus nya yang disajikan dikelas. Daya pendengaran dalam penglihatan siswa yang rendah, umpamanya, akan menyulitkan sensoryregisterdalam menyerap item-item informasi yang bersifat echoic dan iconic (gema dan citra).akibatnya negative selanjutnya adalah terhambatnya proses informasi yang dilakukan oleh system memori siswa tersebut.
b.      Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) di antara factor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial yaitu sebagai berikut:
1.        Intelegensi Siswa
Pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (rober, 1988). Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ –organ tubuh lainya.Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.Ini bermakna, semakin tinggi inteligensi seorang siswa maka semakin besar peluang nya untuk meraih sukses.
2.        Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (responsetendency) dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negative. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada siswa atau kepada mata pelajaran, apalagi jika di iringi kebencian terhadap siswa atau mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.Selain itu, sikap terhadap ilmu pengetahuan yang bersifat conservingseperti yang diuraikan dalam subbab A di muka, walaupun mungkin tidak menimbulkan kesulitan belajar, namun prestasi yang dicapai siswa akan kurang memuaskan.
3.        Bakat Siswa
Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (chaplin, 1972; Reber, 1988). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.Jadi, secara global bakat itu mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berinteligensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (verysuperior) disebut juga dengan talentedchild, yakni anak berbakat. Dalam perkembangan selanjutnya bakat dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Seorang siswa yang berbakat dalam bidang elektro, misalnya, akan jauh lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut disbanding dengan siswa lainya. Inilah yang kemudian disebut bakat khusus (specific aptitude) yang konon tak dapat dipelajari karena merupakan karunia inborn (pembawaan sejak lahir).
4.        Minat Siswa
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Robert (1988), minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena, ketergantunganya yang banyak pada factor-faktor internal lainya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Namun terlepas dari masalah popular atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang study tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatianya lebih banyak dari pada siswa lainya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhinya mencapai prestasi yang diinginkan.

5.        Motivasi Siswa
       Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman, 1986; Reber, 1988).
Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.      motivasi instrinsik
2.      motivasi ekstrinsik
motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi instrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhanya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru, dan seterusnya mwrupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun dirumah.
Dalam perspektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah, motivasi instrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Selanjutnya, dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan juga mempengaruhi kuat dan relative lebih langgeng  dibandingkan dengan dorongan keharusan dari orang tua dan guru.

B.     Factor Eksternal Siswa
Factor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni; factor lingkungan social dan factor lingkungan nonsosial.
a.       Lingkungan social
Lingkungan social sekolah seperti para guru, para staf adminitrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.Yang termasuk lingkungan social siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut.Lingkungan social yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
b.      Lingkungan nonsosial
Factor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.Factor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) misalnya, akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas di kunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar (study time preference) seperti pagi atau sore hari, seorang ahli bernama, j. biggers (1980) berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih efektif dari pada belajar pada waktu-waktu lainya. Namun, menurut penelitian beberapa ahli learning style (gaya belajar), hasil belajar itu tidak bergantung pada waktu secara mutlak, tetapi bergantung pada pilihan waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan siswa (dunn et al, 1986). Diantara siswa ada yang siap belajar pagi hari , ada pula yang siap pada sore hari, bahkan tengah malam. Perbedaan antara waktu dan kesiapan belajar inilah yang menimbulkan pebedaan study time preference antara seorang siswa dengan siswa lainya.
                   Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang selamaini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, tak perlu di hiraukan.Sebab, bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan system memory siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut.

C.    Factor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat di pahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang dalam keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang di rekayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tetentu (Lawson, 1991).
Di samping factor-faktor internal dan eksternal siswa sebagai mana telah dipaparkan di muka, factor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deepmisalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu dari pada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive.
















BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
SecaraPragmitis,teorifactor yang mempengaruhi belajardapatdipahamisebagaiprinsip umum atau kesimpulan prinsip yang salingberhubungandanmerupakanpenjelasanatassejumlahfaktadanpenemuan yang berkaitandenganperistiwayang mempengaruhi belajar.Dalampsikologibelajar, berarticara-caraataulangkah-langkahkhusus yang dengannyabeberapaperubahanditimbulkanhinggatercapainyahasil-hasiltertentu.
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan, ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang di alami siswa.

B.     SARAN-SARAN
Berdasarkanuraiandiataskiranyakitadapatmenyadaribahwadefinisibelajarpadaasasnyaialah:tahapanperubahanperilakusiswa yang positifdanmenetapsebagaihasilinteraksidenganlingkungan yang melibatkan proses yang mempengaruhi dalam belajar.



















FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
MATA KULIAH
PSIKOLOGI BELAJAR

DOSEN PENGAMPU


DISUSUN    OLEH :
1.         OKI DIAH INDAH LESTARI              : 11020002
2.         RIRIN DWI SUSANTI                         : 11020024
3.         YUNITA LESTARI                              : 11020025
4.         RISTINA WARDANI                           : 11020026
5.         DWI ENDANG NOVITA SARI                       : 11020015



 









SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2012

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis bersyukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia serta kenikmatan sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna untuk itu melalui pengantar ini penulis mohon kritik dan saran sehingga karya ini bisa lebih baik dan sempurna.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga karya ini bisa terwujud.





Pringsewu,18April 2012



Penulis










DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I.            PENDAHULUAN
A.    Latar BelakangBatasan Masalah........................................
B.     Tujuan Yang ingin Dicapai.................................................

BAB II.         PEMBAHASAN
1.      TEORI-TEORI POKOK BELAJAR.............................
1.      Connectionism..............................................................
2.      Clasical Conditioning...................................................
3.      Operant Conditioning...................................................
4.      Contiguous Conditioning.............................................
5.      Cognitive Theory..........................................................
6.      Social Learning Theory.................................................

2.      PROSES DAN TAHAPAN BELAJAR
1.      Definisi Proses Belajar..................................................
2.      Tahap-tahapdalam Proses Belajar.................................


BAB III. PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................
B.     Saran-saran.........................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar