BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Secara global yang melatar belakangi factor penyebab
belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu, factor internal, factor
pendekatan belajar dan eksternal.
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan sangat fundamental
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan, ini berarti bahwa
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada
proses belajar yang di alami siswa.
B. Batasan Masalah
1.
Sebutkan
macam-macam factor yang mempengaruhi belajar.
2.
Bagaimana
proses dan tahapan yang
mempengaruhi dalam belajar.
C. Tujuan yang ingin
dicapai
Dalam
penyusunan makalah ini,penulis mempunyai beberapa tujuan :
1.
Penulis
ingin mengetahui teori- teori factor
yang mempengaruhi belajar.
2.
Penulis
ingin mengetahui proses dan tahapan yangmempengaruhi
dalam belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Belajar
Secara global, factor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam yakni:
1. Factor internal (factor dari dalam siswa), yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Factor yang berasal dari diri siswa
sendiri ada dua aspek yaitu:
a. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), kondisi
umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran
organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah,
apalagi jika disertai pusing kepala berat, dapat menurunkan kualitas ranah
cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak
berbekas. Untuk mempertahan kantonusjasmani
agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makan dan minuman yang
bergizi. Selain itu, siswa juga di anjurkan memilih pola istirahat dan olah
raga ringan yang dapat mungkin terjadwal secara tetap dan kesinambungan. Kali
ini penting sebab kesalahan pola makan-minum dan istirahat akan menimbulkan
reaksi tonusyang negative dan
merugikan semangat mental siswa itu sendiri.
Kondisi
organ-organ siswa, seperti tingkat kesehatan indra mendengaran dan indra
penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi
dan pengetahuan, khusus nya yang disajikan dikelas. Daya pendengaran dalam
penglihatan siswa yang rendah, umpamanya, akan menyulitkan sensoryregisterdalam menyerap item-item informasi yang bersifat echoic dan iconic (gema dan citra).akibatnya negative selanjutnya adalah terhambatnya
proses informasi yang dilakukan oleh system memori siswa tersebut.
b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) di antara
factor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial yaitu
sebagai berikut:
1.
Intelegensi Siswa
Pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang
tepat (rober, 1988). Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak
saja, melainkan juga kualitas organ –organ tubuh lainya.Tingkat kecerdasan atau
intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa.Ini bermakna, semakin tinggi inteligensi seorang
siswa maka semakin besar peluang nya untuk meraih sukses.
2.
Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (responsetendency)
dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya,
baik secara positif maupun negative. Sikap (attitude) siswa yang positif,
terutama kepada siswa atau kepada mata pelajaran, apalagi jika di iringi
kebencian terhadap siswa atau mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan
belajar siswa tersebut.Selain itu, sikap terhadap ilmu pengetahuan yang
bersifat conservingseperti yang
diuraikan dalam subbab A di muka, walaupun mungkin tidak menimbulkan kesulitan
belajar, namun prestasi yang dicapai siswa akan kurang memuaskan.
3.
Bakat Siswa
Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (chaplin,
1972; Reber, 1988). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki
bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu
sesuai dengan kapasitas masing-masing.Jadi, secara global bakat itu mirip
dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berinteligensi sangat
cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (verysuperior)
disebut juga dengan talentedchild,
yakni anak berbakat. Dalam perkembangan selanjutnya bakat dapat diartikan
sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Seorang siswa yang berbakat dalam
bidang elektro, misalnya, akan jauh lebih mudah menyerap informasi,
pengetahuan, dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut
disbanding dengan siswa lainya. Inilah yang kemudian disebut bakat khusus
(specific aptitude) yang konon tak dapat dipelajari karena merupakan karunia inborn (pembawaan sejak lahir).
4.
Minat Siswa
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Robert (1988),
minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena, ketergantunganya
yang banyak pada factor-faktor internal lainya seperti: pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Namun terlepas dari masalah popular
atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang study
tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika
akan memusatkan perhatianya lebih banyak dari pada siswa lainya. Kemudian,
karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang
memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhinya mencapai prestasi
yang diinginkan.
5.
Motivasi Siswa
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme
baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.Dalam
pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman, 1986;
Reber, 1988).
Dalam perkembangan
selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.
motivasi instrinsik
2.
motivasi ekstrinsik
motivasi instrinsik adalah
hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi instrinsik
siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhanya terhadap materi
tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
Motivasi ekstrinsik adalah
hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya
untuk melakukan kegiatan belajar.Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib
sekolah, suri teladan orang tua, guru, dan seterusnya mwrupakan contoh-contoh
konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan
atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat
eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses
pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun dirumah.
Dalam perspektif psikologi
kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah, motivasi instrinsik
karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau
pengaruh orang lain. Selanjutnya, dorongan mencapai prestasi dan dorongan
memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan juga mempengaruhi kuat
dan relative lebih langgeng dibandingkan
dengan dorongan keharusan dari orang tua dan guru.
B. Factor
Eksternal Siswa
Factor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni; factor lingkungan
social dan factor lingkungan nonsosial.
a.
Lingkungan
social
Lingkungan social sekolah
seperti para guru, para staf adminitrasi, dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.Yang termasuk lingkungan social
siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar
perkampungan siswa tersebut.Lingkungan social yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.Sifat-sifat
orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi
keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
b.
Lingkungan
nonsosial
Factor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.Factor-faktor ini
dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat
dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli)
misalnya, akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang
sebenarnya tak pantas di kunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu
jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar (study time
preference) seperti pagi atau sore hari, seorang ahli bernama, j. biggers
(1980) berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih efektif dari pada belajar
pada waktu-waktu lainya. Namun, menurut penelitian beberapa ahli learning style
(gaya belajar), hasil belajar itu tidak bergantung pada waktu secara mutlak,
tetapi bergantung pada pilihan waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan siswa
(dunn et al, 1986). Diantara siswa ada yang siap belajar pagi hari , ada pula
yang siap pada sore hari, bahkan tengah malam. Perbedaan antara waktu dan
kesiapan belajar inilah yang menimbulkan pebedaan study time preference antara
seorang siswa dengan siswa lainya.
Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk
belajar yang selamaini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa, tak perlu di hiraukan.Sebab, bukan waktu yang penting dalam belajar
melainkan kesiapan system memory siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan
item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut.
C. Factor
Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat di pahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang dalam keefektifan dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat
langkah operasional yang di rekayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah
atau mencapai tujuan belajar tetentu (Lawson, 1991).
Di samping factor-faktor internal dan eksternal siswa sebagai mana telah
dipaparkan di muka, factor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf
keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa
mengaplikasikan pendekatan belajar deepmisalnya,
mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu dari pada
siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
SecaraPragmitis,teorifactor yang mempengaruhi belajardapatdipahamisebagaiprinsip
umum atau kesimpulan prinsip yang
salingberhubungandanmerupakanpenjelasanatassejumlahfaktadanpenemuan yang
berkaitandenganperistiwayang mempengaruhi belajar.Dalampsikologibelajar, berarticara-caraataulangkah-langkahkhusus
yang dengannyabeberapaperubahanditimbulkanhinggatercapainyahasil-hasiltertentu.
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan, ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang di alami siswa.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkanuraiandiataskiranyakitadapatmenyadaribahwadefinisibelajarpadaasasnyaialah:tahapanperubahanperilakusiswa
yang positifdanmenetapsebagaihasilinteraksidenganlingkungan yang melibatkan
proses yang mempengaruhi dalam belajar.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
MATA KULIAH
PSIKOLOGI
BELAJAR
DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH :
1.
OKI
DIAH INDAH LESTARI : 11020002
2.
RIRIN
DWI SUSANTI : 11020024
3.
YUNITA
LESTARI : 11020025
4.
RISTINA
WARDANI : 11020026
5.
DWI
ENDANG NOVITA SARI : 11020015
![]() |
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2012
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah penulis bersyukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia serta kenikmatan sehingga
penulis bisa menyelesaikan karya ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih
jauh dari sempurna untuk itu melalui pengantar ini penulis mohon kritik dan
saran sehingga karya ini bisa lebih baik dan sempurna.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak sehingga karya ini bisa terwujud.
Pringsewu,18April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
BelakangBatasan Masalah........................................
B. Tujuan
Yang ingin Dicapai.................................................
BAB II. PEMBAHASAN
1. TEORI-TEORI POKOK
BELAJAR.............................
1.
Connectionism..............................................................
2.
Clasical Conditioning...................................................
3.
Operant Conditioning...................................................
4.
Contiguous Conditioning.............................................
5.
Cognitive Theory..........................................................
6.
Social Learning Theory.................................................
2. PROSES DAN
TAHAPAN BELAJAR
1.
Definisi Proses
Belajar..................................................
2.
Tahap-tahapdalam
Proses Belajar.................................
BAB
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................
B. Saran-saran.........................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar