MEMAHAMI INDIVIDU YANG MENGALAMI
KESULITAN DALAM BERGAUL TEISOLIR DI SMP NEGERI 4 PRINGSEWU
KABUPATEN PRINGSEWUPADA SISWA KELAS
VIII
(MAKALAH)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2012
MEMAHAMI INDIVIDU YANG MENGALAMI
KESULITAN DALAM BERGAUL TER ISOLIR DI SMP NEGERI 4 PRINGSEWU
KABUPATEN PRINGSEWU PADA SISWA
KELAS XIII (DELAPAN)
(MAKALAH)
Diajukan
sebagai salah satu syarat untuk mengikuti mata kuliah
Pemahaman
Individu Teknik Non Tes
Program
Studi pada Bimbingan dan konseling
Semester
II (Genap)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2012
HALAMAN
PENGESAHAN
DAFTAR
NAMA KELOMPOK
NO
|
NAMA
|
NPM
|
PARAF
|
1
|
DWI ENDANG NOVITA SARI
|
11020015
|
1
|
2
|
NURAINI
|
11020048
|
2
|
3
|
PATRIA SUKIYANTO
|
11020044
|
3
|
4
|
YAHYA YOGA PRATAMA
|
11020004
|
4
|
5
|
M DWI PERMANA
|
11020030
|
5
|
6
|
BAYU DWI AGUS NANDA
|
11020049
|
6
|
Pringsewu, 16 April 2012
Mengetahui
Dosen Pengampu
Drs.
H. YULIANTO MS, M.Pd
NIP. 131479996
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT, penulis mengucapkan rasa syukur atas rahmat dan Hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “ memahami
individu yang sulit bergaul ” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai
salah satu syarat kelulusan mengikuti mata kuliah Pemahaman Individu Teknik Non
Tes, pada Program Studi Pendidikan Psikologi dan Bimbingan, STKIP Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
Dalam
penulisan makalah ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
tulus kepada :
1. Drs.
H. Yulianto MS,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pemahaman Individu
Teknik Non Tes.
2. Drs.
Rahmanto, M.Pd selaku kepala sekolah SMP N 4 Pringsewu
3.
Serta kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara moril maupun materi, sehingga tugas makalah ini dapat
diselesaikan.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam
kata-kata maupun dalam pengetikan.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah dimasa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.
Pringsewu,16April 2012
Kelompok
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
DAFTAR NAMA KELOMPOK
....................................................................iii
KATA PENGANTAR
.....................................................................................iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN
.......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah
............................................................. 1
B. Rumusan Masalah
...................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian
........................................................................ 2
D. Metode Yang Digunakan
........................................................... 2
E. Waktu dan Tempat
..................................................................... 2
BAB II KAJIAN
TEORI DAN PEMBAHASAN .................................... 3
A.
Anak
........................................................................................ 3
B.Perasaan
Rendah Diri ............................................................. 4
C.Life Skil
................................................................................... 4
D.
Hasil Data Lapangan
............................................................... 6
BAB III PENUTUP
.................................................................................... 9
A. Kesimpulan
............................................................................... 9
B. Saran
......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang Masalah
Layanan
bimbingan dan konseling disekolah menengah pertama merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan siswa yang bersangkutan. Layanan bimbingan dan
konseling bertujuan agar para siswa dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang
mandiri, bertanggung jawab, pelajar yang kreatif dan pekerja produktif.Manusia
merupakan mahluk sosial yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara
individu dengan individu lainya.Begitu pula dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
kelas VIII 2 memiliki perbedaan dalam bergaul, pada saat ini disekolah tersebut
masih terlihat ada beberapa siswa yang mengalami kurang mampu nya dalam
bergaul. Itu terjadi akibat kurang nya percaya diri.
Untuk
itu STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung, Program Study Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan, semester II melakukan Observasi dan wawancara langsung ke Lembaga
Pendidikan salah satunya ke SMP Negeri 4 Pringsewu Kab. Pringsewu.Sebagai tugas kelompok mata
kuliah Pemahaman Individu Teknik Non Tes.
B.
Rumusan Masalah
Mengetahui siswa yang
mengalami kesulitan dalam bergaul.
Pada
kesempatan ini kami, mencoba mengadakan penelitian di SMP Negeri 4 Pringsewu Kab.
Pringsewu pada siswa kelas VIII 2, serta adanya penjelasan dari dewan gurulah
maka kami dapat merumuskan sesuatu permasalahan tentang faktor – faktor yang
menyebabkan siswa mengalami kesulitan
dalam bergaul.
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan
diadakanya observasi ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi peserta
didik yang mengalami kesulitan dalam bergaul di kelas VIII 2 SMP Negeri 4
Pringsewu Kab.Pringsewu. Tak hanya itu, penulis pun mencari solusi masalah
tersebut.
D.
Metode Yang Digunakan
Dalam
kesempatan ini penulis menggunakan metode digunakan metode penelitian yaitu :
Ø Observasi
Observasi
yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah
laku).
Ø Wawancara
Wawancara
merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung
dengan responden atau orang yang diminta informasi dan dijawab secara lisan
pula.
Ø Tanya
jawab dengan siswa
Tanya jawab dengan
siswa merupakan sesuatu yang bias kita ketahui secara langsung melalui siswa
dan tanpa suatu rekayasa.
E.
Waktu dan Tempat
Penulis melakukan
Observasi ke SMP Negeri 4 Pringsewu Kab. Pringsewu, yaitu pada tanggal 16 April 2012.
BAB
II
KAJIAN
TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Anak
ANAK yang
sulit bergaul atau sulit membina hubungan pertemanan dengan sebayanya
memerlukan pendekatan tersendiri. Orangtua sebaiknya turun tangan untuk
mengatur pertemuan semacam ”kencan” dengan anak lain. Seperti apa?
Sejak usia 5 hingga 12 tahun, kegiatan berteman merupakan salah satu bagian terpenting pada masa pertumbuhan seorang anak— sebuah keterampilan sosial yang akan terus melekat sepanjang hidupnya. Secara perkembangan, anak-anak usia sekolah umumnya mulai mampu mengomunikasikan perasaan dan pikirannya.
Mereka juga sudah siap untuk membentuk hubungan dengan orang lain yang lebih kompleks, dan tidak lagi harus terus bersama keluarga atau mementingkan diri sendiri. Anak-anak mulai mengandalkan teman sebaya untuk bersahabat dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman-teman dibandingkan ketika masa preschool.
Hari demi hari mereka lewati dengan saling berbagi kesenangan dan kesusahan masa kanak-kanak. Karena itu, ketika anak terlihat sulit bergaul, Anda tentu akan khawatir. Becky Hughes ingat betul ketika anaknya, William, masukpreschool.Buah hatinya itu menjadi pribadi yang penyendiri.Dia bermain, menggambar, dan membaca buku seorangdiri.
Sifatnya juga cenderung pemalu dan agak canggung ketika berada di sekitar anak-anak lain. Jika anak Anda memiliki kesulitan berinteraksi dengan anak-anak lain, Anda dapat membantu mengatasinya, dan pasti akan sangat bermanfaat. Bermain bersama sahabat adalah cara penting bagi seorang anak untuk belajar memahami berbagai aturan dalam lingkungan sosial, seperti saling berbagi dan bergantian. Hal itu juga cara yang menyenangkan bagi anak. Kunci untuk mengatasi kesulitan tersebut, di antaranya orangtua harus mengambil langkah-langkah kecil dan dengan nada bicara lembut yang mendorong anak untuk berinteraksi sosial secara positif tanpa terlalu memaksanya.Anda tentu ingin memberikan kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pengalaman sosial berharga yang sangat diinginkannya daripada menekannya untuk melakukan sesuatu yang menurutnya sulit dilakukan.
Kegiatan ”kencan” menjadi langkah awal bagi anak yang sifatnya pemalu untuk masuk dalam lingkungan sosial. Sejumlah trik dan panduan khusus dapat meningkatkan perasaan senang pada anak saat diajak ”kencan”. ”Jika langkah Anda menunjukkan pengalaman positif, anak akan cenderung ingin bermain lagi,” kata Dale Walker, profesor perkembangan anak di University of Kansas, Amerika Serikat.
Sejak usia 5 hingga 12 tahun, kegiatan berteman merupakan salah satu bagian terpenting pada masa pertumbuhan seorang anak— sebuah keterampilan sosial yang akan terus melekat sepanjang hidupnya. Secara perkembangan, anak-anak usia sekolah umumnya mulai mampu mengomunikasikan perasaan dan pikirannya.
Mereka juga sudah siap untuk membentuk hubungan dengan orang lain yang lebih kompleks, dan tidak lagi harus terus bersama keluarga atau mementingkan diri sendiri. Anak-anak mulai mengandalkan teman sebaya untuk bersahabat dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman-teman dibandingkan ketika masa preschool.
Hari demi hari mereka lewati dengan saling berbagi kesenangan dan kesusahan masa kanak-kanak. Karena itu, ketika anak terlihat sulit bergaul, Anda tentu akan khawatir. Becky Hughes ingat betul ketika anaknya, William, masukpreschool.Buah hatinya itu menjadi pribadi yang penyendiri.Dia bermain, menggambar, dan membaca buku seorangdiri.
Sifatnya juga cenderung pemalu dan agak canggung ketika berada di sekitar anak-anak lain. Jika anak Anda memiliki kesulitan berinteraksi dengan anak-anak lain, Anda dapat membantu mengatasinya, dan pasti akan sangat bermanfaat. Bermain bersama sahabat adalah cara penting bagi seorang anak untuk belajar memahami berbagai aturan dalam lingkungan sosial, seperti saling berbagi dan bergantian. Hal itu juga cara yang menyenangkan bagi anak. Kunci untuk mengatasi kesulitan tersebut, di antaranya orangtua harus mengambil langkah-langkah kecil dan dengan nada bicara lembut yang mendorong anak untuk berinteraksi sosial secara positif tanpa terlalu memaksanya.Anda tentu ingin memberikan kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pengalaman sosial berharga yang sangat diinginkannya daripada menekannya untuk melakukan sesuatu yang menurutnya sulit dilakukan.
Kegiatan ”kencan” menjadi langkah awal bagi anak yang sifatnya pemalu untuk masuk dalam lingkungan sosial. Sejumlah trik dan panduan khusus dapat meningkatkan perasaan senang pada anak saat diajak ”kencan”. ”Jika langkah Anda menunjukkan pengalaman positif, anak akan cenderung ingin bermain lagi,” kata Dale Walker, profesor perkembangan anak di University of Kansas, Amerika Serikat.
B. Perasaan
Rendah Diri
Mungkin
perasaan malu itu timbul karena anak bertubuh pendek, bersikap kaku atau punya
kebiasaan yang jelek, lalu berusaha untuk menutupinya dengan cara menyendiri
atau menghindari pergaulan dengan orang lain. Karena kurang rasa percaya diri
dan beranggapan dirinya tidak sebanding dengan orang lain, ia tidak suka
memperlihatkan diri di keramaian.
C. Life
Skill
Dari sekian masalah yang harus kita hadapi dalam hidup ini,
kesulitan dalam bergaul adalah salah satunya. Bagi yang kebetulan sedang
menghadapi masalah ini, mungkin ada dua hal yang perlu diingat:
Pertama,
pergaulan itu erat kaitannya dengan kemampuan.Kemampuan di sini artinya bukan
hasil bawaan dari lahir tetapi merupakan kapabilitas yang diraih dari usaha
dalam mengembangkan diri (developmental process). Jadi, apapun kepribadian
siswa, pada dasarnya siswa punya kesempatan yang sama untuk bergaul seperti
juga orang lain yang punya model kepribadian lain.
Tetapi ada satu hal yang perlu diingat bahwa dunia ini tidak
peduli dengan apakah kita termasuk orang berkepribadian ini dan itu. Dunia ini
hanya tahu satu hal: kalau kita mengalami kesusahan bergaul, hidup kita juga
mengalami kesusahan yang tidak kita inginkan. Titik.Ini adalah sebuah dalil
mengapa kita perlu mengembangkan potensi yang mendukung perbaikan kemampuan
kita dalam bergaul, terlepas apapun model kepribadian kita.
Kedua,
pergaulan itu tidak identik dengan banyak ngomong atau sedikit ngomong, tidak
identik dengan apakah anda seorang pendiam atau tidak pendiam. Prinsip yang
berlaku dalam pergaulan adalah bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain
(to build) dan bagaimana kita menjaga hubungan itu (to maintain).
Karenanya, jangan heran bila menjumpai ada orang yang banyak ngomong
tetapi pergaulannya sempit dan jangan heran pula bila melihat ada orang yang
sedikit ngomong tetapi pergaulannya luas.
Kalau melihat acuan Pendidikan Ketrampilan Hidup (Life
Skill Education) yang dipakai PBB (Unesco), akan kita temukan empat pilar
utama yang harus dilatih untuk memperbaiki ketrampilan hidup (terlepas apapun
latar belakang pendidikan formal dan apapun model kepribadian siswa). Keempat
pilar utama itu adalah:
·
Belajar untuk mengetahui )learning
to know). Semua orang perlu meningkatkan kemampuannya di sini, yaitu:
kemampuan berpikir kritis, berpikir dalam menyelesaikan masalah, mengambil
keputusan, memahami konsekuensi tindakan, dan seterusnya.
·
Belajar untuk menjadi (learning
to be): meningkatkan kemampuan personal seperti bagaimana menangani stress,
bagaimana meningkatkan kepercayaan diri, kesadaran diri, dan seterusnya
·
Belajar untuk hidup bersama (learning
to live together): kemampuan sosial seperti komunikasi, negoisasi,
kerjasama tim, bergaul, dan seterusnya
·
Belajar untuk melakukan (learning
to do): kemampuan manual / praktek atau keahlian kerja teknis sesuai dengan
bidang kita masing-masing
Perlu kita yakinkan pada diri sendiri bahwa bergaul adalah
bagian penting dari ketrampilan hidup.
D. Hasil Data Lapangan
Setelah
kami melakukan penelitian di SMP Negeri 4 Pringsewu pada siswa kelas VIII 2
kami mendapatkan data sebagai berikut:
Dari
jumlah 31 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan dan terdapat 2 siswa yang tidak
dapat hadir.terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam bergaul.
1. Nama
siswa kelas VIII 2 SMP Negeri 4Pringsewu
No
|
Nama
|
Jenis Kelamain
|
1
|
Agus Irawan
|
L
|
2
|
Ainun Nazarofah
|
P
|
3
|
Alin Trisentika
|
P
|
4
|
Andi Restu Pratama
|
L
|
5
|
Andri Setiawan
|
L
|
6
|
Dwi Adi Atmoko
|
L
|
7
|
Elfa Agustin
|
P
|
8
|
Evana
|
P
|
9
|
Faizatul Hanifah
|
P
|
10
|
Faulia Atika Sari
|
P
|
11
|
Feftiana
|
P
|
12
|
Imah Rahmawati
|
L
|
13
|
Imam Syaiful Anwar
|
L
|
14
|
Jaka Suryana
|
L
|
15
|
Lidia Nanda Safitri
|
P
|
16
|
Muhamad Rifai
|
L
|
17
|
Nuci Wahyuni
|
P
|
18
|
Nuri Utami
|
P
|
19
|
Oktaviana
|
P
|
20
|
Rahayu
|
P
|
21
|
Reka Purnama Sari
|
P
|
22
|
Ridwan Sueb
|
L
|
23
|
Rosita
|
P
|
24
|
Tularsih Tia Kaesti
|
P
|
25
|
Umi Fadilah
|
P
|
26
|
Wahyu Ramadhan
|
L
|
27
|
Wahyuni
|
P
|
28
|
Widiya Ayu Sari
|
P
|
29
|
Yeni Prastiwi
|
P
|
30
|
Yoga Yonanda
|
L
|
31
|
Yuli Asman
|
L
|
2. Siswa
yang kesulitan dalam bergaul
a.
Oktavianaadalah seorang siswi yang
mengalami kesulitan dalam bergaul
Setelah kami wawancarai
terhadap okta penyebab mengapa Okta menjadi sosok seorang yang sulit dalam
bergaul, ternyata okta merupakan faktor yang tidak langsung dan belum pasti.Sejak lahir anak tersebut terlihat
agak sensitif dan kemungkinan hal itu terjadi karena pembawaan saat ibu yang
ketika sedang mengandung mengalami tekanan jiwa maupun fisik. Namun ini juga
belum dapat menjadi suatu bukti yang kuat apakah kelak anak yang sensitif itu
akan menjadi seorang pemalu. Kemudian kami mencoba untuk mengetahui kepribadian
okta secara mendalam dilingkungan sekolah melalui wawancara kembali terhadap
teman dekat okta kami mencoba bertanya mengapa saudara okta sulit bergaul,
menurut sahabatnya, okta adalah sosok seorang teman yang baik tetapi sulit untuk
bergaul terhadap teman-temannya okta senang sekali menyendiri dan melakukan
sesuatu didalam kamarnya, dan bahkan okta sangat cengeng sekali. Perasaan malu
adalah perasaan gelisah yang dialami seseorang terhadap pandangan orang lain
atas dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia
merupakan mahluk social yang mempunyai karakteristik yang berbeda
antaraindividu dengan individu yang lain. Begitu pula dengan siswa Sekolah
Menengah Pertama Kelas VIII 2 memiliki perbedaan dalam bergaul. Setelah
diadakan Observasi di SMP Negeri 4 Pringsewu pada siswa kelas VIII 2 didapatkan
data sebagai berikut:
Dari
jumlah 31 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan, terdapat
1 siswa yang mengalami kesulitan dalam bergaul.Yaitu, oktaviana yang mengalami
kesulitan dalam bergaul.
B. Saran
Berdasarkan dalam penelitian ini, maka
saran-saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Dalam
menangani siswa yang mengalami kesulitan dalam bergaul, hendaknya guru memahami
karakteristik siswa dan menggunakan teknik metode pendekatan terhadap siswa.
2. Seorang
guru juga harus lebih bersikap sabar dalam menangani siswa-siswi nya siswa
tidak merasa takut dan mempunyai rasa percaya diri.
3. Seorang
guru harus memberikan motivasi-motivasi yang dapat menggugah diri siswa agar
siswa dapat bergaul dengan teman-temanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar