Jumat, 28 Juni 2013

teknik non tes



MEMAHAMI INDIVIDU YANG MENGALAMI KESULITAN DALAM BERGAUL TEISOLIR DI SMP NEGERI 4 PRINGSEWU
KABUPATEN PRINGSEWUPADA SISWA KELAS VIII




(MAKALAH)


 









                                             
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2012
MEMAHAMI INDIVIDU YANG MENGALAMI KESULITAN DALAM BERGAUL TER ISOLIR DI SMP NEGERI 4 PRINGSEWU
KABUPATEN PRINGSEWU PADA SISWA KELAS XIII (DELAPAN)

(MAKALAH)



Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti mata kuliah
Pemahaman Individu Teknik Non Tes
Program Studi pada Bimbingan dan konseling
Semester II (Genap)
 







SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2012
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR NAMA KELOMPOK



NO
NAMA
NPM
PARAF
1
DWI ENDANG NOVITA SARI
11020015
1
2
NURAINI
11020048
2
3
PATRIA SUKIYANTO
11020044
3
4
YAHYA YOGA PRATAMA           
11020004
4
5
M DWI PERMANA
11020030
5
6
BAYU DWI AGUS NANDA
11020049
6




Pringsewu, 16 April 2012
Mengetahui
Dosen Pengampu




                Drs. H. YULIANTO MS, M.Pd
                                    NIP. 131479996


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, penulis mengucapkan rasa syukur atas rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “ memahami individu yang sulit bergaul ” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mengikuti mata kuliah Pemahaman Individu Teknik Non Tes, pada Program Studi Pendidikan Psikologi dan Bimbingan, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1.      Drs. H. Yulianto MS,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pemahaman Individu Teknik Non Tes.
2.      Drs. Rahmanto, M.Pd selaku kepala sekolah SMP N 4 Pringsewu
3.      Serta kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materi, sehingga tugas makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam kata-kata maupun dalam pengetikan.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.
Pringsewu,16April  2012

    Kelompok

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL  ...................................................................................... i
DAFTAR NAMA KELOMPOK ....................................................................iii
KATA PENGANTAR .....................................................................................iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
BAB I      PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B.     Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C.     Tujuan Penelitian ........................................................................ 2
D.    Metode Yang Digunakan ...........................................................  2
E.     Waktu dan Tempat ..................................................................... 2

BAB II    KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN ....................................  3
A.       Anak ........................................................................................  3
B.Perasaan  Rendah Diri .............................................................  4
C.Life Skil ...................................................................................  4
D.       Hasil Data Lapangan ...............................................................  6

BAB III   PENUTUP  ....................................................................................  9
A.    Kesimpulan ...............................................................................  9
B.     Saran .........................................................................................  9

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Layanan bimbingan dan konseling disekolah menengah pertama merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan siswa yang bersangkutan. Layanan bimbingan dan konseling bertujuan agar para siswa dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, pelajar yang kreatif dan pekerja produktif.Manusia merupakan mahluk sosial yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara individu dengan individu lainya.Begitu pula dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII 2 memiliki perbedaan dalam bergaul, pada saat ini disekolah tersebut masih terlihat ada beberapa siswa yang mengalami kurang mampu nya dalam bergaul. Itu terjadi akibat kurang nya percaya diri.
Untuk itu STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung, Program Study Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, semester II melakukan Observasi dan wawancara langsung ke Lembaga Pendidikan salah satunya ke SMP Negeri 4 Pringsewu  Kab. Pringsewu.Sebagai tugas kelompok mata kuliah Pemahaman Individu Teknik Non Tes.

B. Rumusan Masalah
Mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam bergaul.
Pada kesempatan ini kami, mencoba mengadakan penelitian di SMP Negeri 4 Pringsewu Kab. Pringsewu pada siswa kelas VIII 2, serta adanya penjelasan dari dewan gurulah maka kami dapat merumuskan sesuatu permasalahan tentang faktor – faktor yang menyebabkan siswa  mengalami kesulitan dalam bergaul.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakanya observasi ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam bergaul di kelas VIII 2 SMP Negeri 4 Pringsewu Kab.Pringsewu. Tak hanya itu, penulis pun mencari solusi masalah tersebut.

D. Metode Yang Digunakan
Dalam kesempatan ini penulis menggunakan metode digunakan metode penelitian yaitu :
Ø  Observasi
Observasi yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku).

Ø  Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden atau orang yang diminta informasi dan dijawab secara lisan pula.

Ø  Tanya jawab dengan siswa
Tanya jawab dengan siswa merupakan sesuatu yang bias kita ketahui secara langsung melalui siswa dan tanpa suatu rekayasa.

E. Waktu dan Tempat
Penulis melakukan Observasi ke SMP Negeri 4 Pringsewu Kab. Pringsewu, yaitu pada tanggal  16 April 2012.











BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN


A.  Anak
ANAK yang sulit bergaul atau sulit membina hubungan pertemanan dengan sebayanya memerlukan pendekatan tersendiri. Orangtua sebaiknya turun tangan untuk mengatur pertemuan semacam ”kencan” dengan anak lain. Seperti apa?

Sejak usia 5 hingga 12 tahun, kegiatan berteman merupakan salah satu bagian terpenting pada masa pertumbuhan seorang anak— sebuah keterampilan sosial yang akan terus melekat sepanjang hidupnya. Secara perkembangan, anak-anak usia sekolah umumnya mulai mampu mengomunikasikan perasaan dan pikirannya.

Mereka juga sudah siap untuk membentuk hubungan dengan orang lain yang lebih kompleks, dan tidak lagi harus terus bersama keluarga atau mementingkan diri sendiri. Anak-anak mulai mengandalkan teman sebaya untuk bersahabat dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman-teman dibandingkan ketika masa preschool.

Hari demi hari mereka lewati dengan saling berbagi kesenangan dan kesusahan masa kanak-kanak. Karena itu, ketika anak terlihat sulit bergaul, Anda tentu akan khawatir. Becky Hughes ingat betul ketika anaknya, William, masukpreschool.Buah hatinya itu menjadi pribadi yang penyendiri.Dia bermain, menggambar, dan membaca buku seorangdiri.

Sifatnya juga cenderung pemalu dan agak canggung ketika berada di sekitar anak-anak lain. Jika anak Anda memiliki kesulitan berinteraksi dengan anak-anak lain, Anda dapat membantu mengatasinya, dan pasti akan sangat bermanfaat. Bermain bersama sahabat adalah cara penting bagi seorang anak untuk belajar memahami berbagai aturan dalam lingkungan sosial, seperti saling berbagi dan bergantian. Hal itu juga cara yang menyenangkan bagi anak. Kunci untuk mengatasi kesulitan tersebut, di antaranya orangtua harus mengambil langkah-langkah kecil dan dengan nada bicara lembut yang mendorong anak untuk berinteraksi sosial secara positif tanpa terlalu memaksanya.Anda tentu ingin memberikan kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pengalaman sosial berharga yang sangat diinginkannya daripada menekannya untuk melakukan sesuatu yang menurutnya sulit dilakukan.

Kegiatan ”kencan” menjadi langkah awal bagi anak yang sifatnya pemalu untuk masuk dalam lingkungan sosial. Sejumlah trik dan panduan khusus dapat meningkatkan perasaan senang pada anak saat diajak ”kencan”. ”Jika langkah Anda menunjukkan pengalaman positif, anak akan cenderung ingin bermain lagi,” kata Dale Walker, profesor perkembangan anak di University of Kansas, Amerika Serikat.



B.   Perasaan Rendah Diri
Mungkin perasaan malu itu timbul karena anak bertubuh pendek, bersikap kaku atau punya kebiasaan yang jelek, lalu berusaha untuk menutupinya dengan cara menyendiri atau menghindari pergaulan dengan orang lain. Karena kurang rasa percaya diri dan beranggapan dirinya tidak sebanding dengan orang lain, ia tidak suka memperlihatkan diri di keramaian.

C.  Life Skill
Dari sekian masalah yang harus kita hadapi dalam hidup ini, kesulitan dalam bergaul adalah salah satunya. Bagi yang kebetulan sedang menghadapi masalah ini, mungkin ada dua hal yang perlu diingat:
Pertama, pergaulan itu erat kaitannya dengan kemampuan.Kemampuan di sini artinya bukan hasil bawaan dari lahir tetapi merupakan kapabilitas yang diraih dari usaha dalam mengembangkan diri (developmental process). Jadi, apapun kepribadian siswa, pada dasarnya siswa punya kesempatan yang sama untuk bergaul seperti juga orang lain yang punya model kepribadian lain.
Tetapi ada satu hal yang perlu diingat bahwa dunia ini tidak peduli dengan apakah kita termasuk orang berkepribadian ini dan itu. Dunia ini hanya tahu satu hal: kalau kita mengalami kesusahan bergaul, hidup kita juga mengalami kesusahan yang tidak kita inginkan. Titik.Ini adalah sebuah dalil mengapa kita perlu mengembangkan potensi yang mendukung perbaikan kemampuan kita dalam bergaul, terlepas apapun model kepribadian kita.
Kedua, pergaulan itu tidak identik dengan banyak ngomong atau sedikit ngomong, tidak identik dengan apakah anda seorang pendiam atau tidak pendiam. Prinsip yang berlaku dalam pergaulan adalah bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain (to build) dan bagaimana kita menjaga hubungan itu (to maintain).  Karenanya, jangan heran bila menjumpai ada orang yang banyak ngomong tetapi pergaulannya sempit dan jangan heran pula bila melihat ada orang yang sedikit ngomong tetapi pergaulannya luas.
Kalau melihat acuan Pendidikan Ketrampilan Hidup (Life Skill Education) yang dipakai PBB (Unesco), akan kita temukan empat pilar utama yang harus dilatih untuk memperbaiki ketrampilan hidup (terlepas apapun latar belakang pendidikan formal dan apapun model kepribadian siswa). Keempat pilar utama itu adalah:
·       Belajar untuk mengetahui )learning to know). Semua orang perlu meningkatkan kemampuannya di sini, yaitu: kemampuan berpikir kritis, berpikir dalam menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, memahami konsekuensi tindakan, dan seterusnya.
·       Belajar untuk menjadi (learning to be): meningkatkan kemampuan personal seperti bagaimana menangani stress, bagaimana meningkatkan kepercayaan diri, kesadaran diri, dan seterusnya
·       Belajar untuk hidup bersama (learning to live together): kemampuan sosial seperti komunikasi, negoisasi, kerjasama tim, bergaul, dan seterusnya
·       Belajar untuk melakukan (learning to do): kemampuan manual / praktek atau keahlian kerja teknis sesuai dengan bidang kita masing-masing
Perlu kita yakinkan pada diri sendiri bahwa bergaul adalah bagian penting dari ketrampilan hidup.
D.  Hasil Data Lapangan
     Setelah kami melakukan penelitian di SMP Negeri 4 Pringsewu pada siswa kelas VIII 2 kami mendapatkan data sebagai berikut:
Dari jumlah 31 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 20 siswi  perempuan dan terdapat 2 siswa yang tidak dapat hadir.terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam bergaul.
1.      Nama siswa kelas VIII 2 SMP Negeri 4Pringsewu
No
Nama
Jenis Kelamain
1
Agus Irawan
2
Ainun Nazarofah
 P
3
Alin Trisentika
 P
4
Andi Restu Pratama
 L
5
Andri Setiawan
 L
6
Dwi Adi Atmoko
 L
7
Elfa Agustin
 P
8
Evana
 P
9
Faizatul Hanifah
 P
10
Faulia Atika Sari
 P
11
Feftiana
 P
12
Imah Rahmawati
13
Imam Syaiful Anwar
 L
14
Jaka Suryana
 L
15
Lidia Nanda Safitri
 P
16
Muhamad Rifai
L
17
Nuci Wahyuni
 P
18
Nuri Utami
 P
19
Oktaviana
 P
20
Rahayu
 P
21
Reka Purnama Sari
 P
22
Ridwan Sueb
 L
23
Rosita
 P
24
Tularsih Tia Kaesti
 P
25
Umi Fadilah
 P
26
Wahyu Ramadhan
 L
27
Wahyuni
 P
28
Widiya Ayu Sari
 P
29
Yeni Prastiwi
 P
30
Yoga Yonanda
 L
31
Yuli Asman
 L

2.      Siswa yang kesulitan dalam bergaul
a.    Oktavianaadalah seorang siswi yang mengalami kesulitan dalam bergaul
Setelah kami wawancarai terhadap okta penyebab mengapa Okta menjadi sosok seorang yang sulit dalam bergaul, ternyata okta merupakan faktor yang tidak langsung dan belum pasti.Sejak lahir anak tersebut terlihat agak sensitif dan kemungkinan hal itu terjadi karena pembawaan saat ibu yang ketika sedang mengandung mengalami tekanan jiwa maupun fisik. Namun ini juga belum dapat menjadi suatu bukti yang kuat apakah kelak anak yang sensitif itu akan menjadi seorang pemalu. Kemudian kami mencoba untuk mengetahui kepribadian okta secara mendalam dilingkungan sekolah melalui wawancara kembali terhadap teman dekat okta kami mencoba bertanya mengapa saudara okta sulit bergaul, menurut sahabatnya, okta adalah sosok seorang teman yang baik tetapi sulit untuk bergaul terhadap teman-temannya okta senang sekali menyendiri dan melakukan sesuatu didalam kamarnya, dan bahkan okta sangat cengeng sekali. Perasaan malu adalah perasaan gelisah yang dialami seseorang terhadap pandangan orang lain atas dirinya.










BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Manusia merupakan mahluk social yang mempunyai karakteristik yang berbeda antaraindividu dengan individu yang lain. Begitu pula dengan siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII 2 memiliki perbedaan dalam bergaul. Setelah diadakan Observasi di SMP Negeri 4 Pringsewu pada siswa kelas VIII 2 didapatkan data sebagai berikut:
Dari jumlah 31 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan, terdapat 1 siswa yang mengalami kesulitan dalam bergaul.Yaitu, oktaviana yang mengalami kesulitan dalam bergaul.

B.  Saran
Berdasarkan dalam penelitian ini, maka saran-saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:


1.    Dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan dalam bergaul, hendaknya guru memahami karakteristik siswa dan menggunakan teknik metode pendekatan terhadap siswa.
2.    Seorang guru juga harus lebih bersikap sabar dalam menangani siswa-siswi nya siswa tidak merasa takut dan mempunyai rasa percaya diri.
3.    Seorang guru harus memberikan motivasi-motivasi yang dapat menggugah diri siswa agar siswa dapat bergaul dengan teman-temanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar